Ketawa bisa jadi Obat Awet Mudah loh....

Yang Membangun Candi Mboten Ngertos

Pada suatu hari ada orang bule sedang melihat-lihat candi di Jawa. Orang bule ini banyak tanya, dan ia bertemu dengan orang di daerah tersebut.
Si Bule : "Permisi, saya mau tanya, siapa yang membangun candi prambanan ini?"
Si Jawa : "Mboten ngertos" ( si Jawa tidak bisa Bahasa Indonesia )
Si Bule : "Kalau gitu siapa yang membangun candi tikus ini?"
Si Jawa : "Mboten ngertos"
Si Bule : "Kalo gitu saya mau bertemu dengan mboten ngertos"
(Red: Mboten ngertos = tidak tahu)


Memperoleh Hadiah HP Kecil Canggih

Suatu hari si Mamat diberikan sebuah handphone (HP) yang sangat canggih sebesar korek api oleh pamannya yang baru datang dari luar negeri. Biar pun kecil tapi sangat canggih buat komunikasi dan teknologi lainnya, juga dua buah koper besar.
Mamat senang sekali tapi juga rada bingung dengan dua buah koper besar tersebut, maka bertanyalah dia kepada pamannya untuk apa koper tersebut.
Mamat: "Terima kasih Paman atas pemberian HP-nya."
Paman: "Kembali."
Mamat: "Dua buah koper besar itu untuk apa Paman?"
Paman: "Itu penting buat kamu, itu baterai untuk HP-nya."
Sent by: e-ketawa on Apr 29th, 2008 | Rate it and send to friend


Menangis Karena Uang Hilang

Pada suatu hari di sebuah Sekolah Dasar, waktu itu jam istirahat dan terlihat di halaman sekolah tersebut seorang anak kecil menangis dengan kerasnya. Lalu, bertanyalah salah seorang gurunya.
Guru : "Nak...kenapa menangis?"
Anak : "Uang saya hilang seratus perak Bu" (jawabnya sambil nangis)
Guru : "Ya udah sekarang diem ya...nih ibu kasi seratus."
Namun anak kecil tersebut justru menangis makin kenceng. Sang guru pun bertanya-tanya dan bingung.
Guru : "Lho...kok nangisnya makin kenceng,kan sudah Ibu ganti seratus."
Anak : "Iya Bu...tapi kalau tadi uangnya tidak hilang,kan sekarang uang saya ada dua ratus."
Guru : "??!!!"
Sent by: e-ketawa on Apr 28th, 2008 | Rate it and send to friend
Dokter Perlu Tang dan Obeng Untuk Memeriksa Pasien
Category: Humor Umum
Di sebuah desa yang terpencil tinggal sepasang suami istri yang hidup dari bertani. Suatu saat, sang istri menderita sakit keras. Berhari-hari sang suami tercinta berusaha mencarikan obat demi kesembuhan sang istri namun sang istri tak juga sembuh.
Dari tetangga rumah, si suami mendengar kabar bahwa di desa sebelah ada seorang dokter muda yang baru datang dari kota. Maka tak menunggu lebih lama lagi, ia pun pergi ke desa sebelah untuk meminta tolong pada dokter tersebut.
Sesampainya disana, ternyata sang dokter masih sibuk melayani pasien-pasiennya. Baru setelah agak sore si dokter bisa ikut pergi untuk memeriksa istri si pak tani.
Sesampainya di rumah pak tani, si dokter langsung bertanya pada pak tani, "Mana istri Anda yang sakit"?
"Di kamar", jawab pak tani.
"Oke, saya akan memeriksa istri Bapak. Tolong jangan diganggu selama saya bekerja", kata si dokter.
Dokter muda itu kemudian masuk ke kamar dan menutup pintunya.
Lima menit kemudian si dokter keluar sambil bertanya, "Ada obeng?"
"Buat apa dokter?", tanya pak tani.
"Nanti saja saya jelaskan. Cepat carikan obeng", kata si dokter.
Pak tani segera mencarikan obeng dan memberikannya pada si dokter.
Lima menit kemudian si dokter keluar lagi dengan badan bersimbah peluh dan bertanya, "Punya tang?"
Dengan kebingungan pak tani pun mencari tang dan menyerahkannya pada si dokter.
Tak lama kemudian si dokter keluar lagi tanpa mengenakan baju dan wajahnya nampak kusut sekali. Si dokter bertanya, "Punya Gergaji?"
Karena tak mampu lagi menahan keheranannya, pak tani pun berteriak, "Dokter apakan istri saya?"
Dengan napas terengah-engah si dokter menjawab, "belum saya apa-apakan, ini saya sedang mencoba membuka tas saya yang macet kuncinya."


Gila Tetapi Tidak Bodoh

Suatu hari, Mulatto yang mahasiswa psikologi bersama ketiga temannya datang ke sebuah Rumah Sakit Jiwa untuk mengadakan penelitian kejiwaan disana. Mulatto kebetulan dapat pinjaman mobil mewah baru ayahnya. Dengan bangga ia mengendarai mobil baru bersama teman-temannya.
Sepulang dari penelitian, tiba-tiba ban mobil Mulatto kempes tepat di dekat pintu gerbang Rumah Sakit Jiwa. Mulatto pun turun sambil memaki-maki dalam hati.
"Sial, sudah seharian ngumpul orang gila sekarang ban mobil gue kempes lagi", gerutu Mulatto.
Mulatto lalu turun dari mobil dan mengganti ban mobil yang kempes dengan ban cadangan. Malangnya, saat akan memasang kembali ban mobil, keempat mur jatuh ke dalam lubang saluran air.
"Sial.. sial.. sial...!", maki Mulatto.
Jono, Ngaripun, dan Tukul teman Mulatto pun hanya bisa mengangkat tangan.
"Terus gimana Jan?", tanya Tukul.
"Nggak tahu, masa kita mesti jalan ke bengkel cari mur?", jawab Mulatto.
Tiba-tiba seorang pasien Rumah Sakit Jiwa yang dari tadi mengawasi keempat mahasiswa psikologi itu nyeletuk, "Ambil aja dari masing-masing roda satu mur lalu pasang di situ. Ntar kalau sudah ketemu bengkel baru beli mur lagi."
Mulatto dan kawan-kawan tersenyum girang dan mulai melepas satu mur dari masing-masing roda untuk memasang roda yang murnya hilang.
Setelah bersusah payah, akhirnya keempat roda sudah terpasang dan mobil sudah siap jalan lagi. Tiba-tiba terbersit satu pikiran di benak Mulatto.
"Loh, bapak tadi bisa ngasih saya ide cemerlang. Lalu kenapa bapak bisa di Rumah Sakit Jiwa?", tanya Mulatto.
"Saya di sini karena gila mas. Bukan karena bodoh", jawab si pasien sambil ngeloyor pergi.
"?????"

Kabar dari Janda Setelah Sembilan Bulan


Mamat dan Abdul liburan musim dingin ke Amerika. Di sana mereka menikmati salju yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Tapi naas, suatu hari badai salju menerjang sehingga mereka terdampar. Susah payah mereka berjalan dan menemukan sebuah peternakan dengan rumah besar di tengahnya.
Pintu dibuka seorang wanita yang sangat cantik dan bertubuh luar biasa seksi. Walaupun di luar sangat dingin nampaknya di dalam berbeda sekali, karena si nyonya rumah hanya mengenakan baju tidur transaparan yang bebas memperlihatkan lekak-lekuk tubuhnya.
"Di luar sana memang badai salju sedang turun, dan rumah besar ini hanya saya sendiri yang meninggalinya, tapi saya baru saja menjanda, jadi tetangga akan pada bergunjing kalau saya menerima kalian bermalam di dalam rumah"
"Jangan kuatir Miss", jawab Mamat dalam bahasa Inggris. "Tidak apa-apa kami tidur di gudang sebelah, yang penting tidak kena angin dan salju. begitu cuaca membaik kami akan segera angkat kaki".
Begitulah mereka bermalam di gudang itu dan langsung meninggalkan tempat itu besok paginya.
Sembilan bulan kemudian.
Mamat menerima sepucuk surat dari pengacara. Perlu beberapa menit untuknya memahami semua, tapi akhirnya dia bisa pastikan itu adalah surat dari pengacaranya janda Amerika itu.
Mamat mendatangi Abdul dan berkata, "Dul, loe ingat nggak janda Amrik bahenol yang pernah nolong kita waktu liburan dulu?"
"Ingat doong", jawab Abdul
"Sekarang loe jujur ya: waktu kita tidur di kandang malam itu, apa loe diam-diam masuk rumah nemuin dia?"
Abdul mendadak salting, "Mmm...um...iya Mat, gue nemuin dia"
"Trus loe bilang nama loe Mamat ya, make nama gue"
Muka Abdul jadi merah dan dia menjawab pelan, "Maafin gue ya Mat. Memang waktu itu gue ngaku nama gue Mamat. Ngomong-ngomong ada apa ini kok kamu tiba-tiba nanyain soal itu?"
"Dia baru meninggal dan semua hartanya dia wariskan buat gue"
(He..he..loe-loe pasti mikir yang lain ya)


Peringkat Korupsi Dunia

Tahun 2003 dan 2004, China ditetapkan oleh para peneliti dan para aktivis anti korupsi menjadi negara paling korup di dunia disusul kemudian Indonesia, India, Brasil dan Peru.
Tahun 2005 China masih menduduki tempat teratas dan disusul oleh India, Brasil, Peru dan Filipina.
Atas hasil penelitian itu, ketika Konferensi Asia Afrika Amerika di Taman Mini, seorang pejabat/delegasi China menyatakan keheranannya kepada seorang pejabat Indonesia yang menemuinya bersama beberapa pejabat negara-negara itu.
Delegasi China, "Hai, Pak Pejabat, sepertinya korupsi di Indonesia hampir menyamai di negeri kami, tapi kok negara Anda bisa keluar dari lima besar, apakah sudah ada gerakan anti korupsi besar-besaran di pemerintahan Anda?".
Delegasi India, Brasil, Peru, dan Filipina, "Iya nih kita juga terkejut deh mendengar itu, bagaimana bisa?".
Dengan senyum ramah dan nada ceria sang pejabat Indonesia menjawab, "Ooo... mudah saja, itu semua gampang diatur.".
Delegasi China, "Caranya Bagaimana?".
Pejabat Indonesia, "Caranya, siapkan uang sepantasnya dan berikan pada para peneliti itu dengan permintaan supaya negara saya diturunkan dari peringkat lima besar...".
Delegasi China, "Oooo... Hebat, itu baru namanya koruptor hebat... masuk akal... hasil penelitian pun bisa di korupsi...".
Bendera Belanda Berkibar di Papua
Ini sungguh kejadian yang menjengkelkan. Satu bentuk pelecehan nasionalisme kita. Siapapun terusik. Bendera Belanda pekan lalu di Gunung JayaWijaya sudah mulai berkibar. Campur tangan asing makin kentara.
Sekjen Dewan Papua Thoha Al Hamid menceritakan kepada saya semalam. Tentu berkibarnya bendera Belanda membuat aparat polisi meradang. Maka satu peleton polisi pun dikirmi ke sana. Mereka merayap, siaga penuh. Sambil mengendap-endap, senjata laras panjang pun mulai terkokang. Sang komandan sesekali berkomunikasi melalui HT. Dalam jarak 100 meter mereka mengepung rumah itu. Semuanya siaga penuh.
Wajar saja mereka geram, karena tidak hanya bendera OPM yang sering berkibar di sana. Kini malah bendera Belanda. Papua memang ibarat kubangan tambang emas. Baik Amerika maupun Uni Eropa semua berebut menambang kekayaan alam di sana. Diam-diam, perang kepentingan sudah berkecamuk keras. Meski sebenarnya pemerintah Indonesia masih adem ayem saja.
Lima polisi kemudian menggebrak rumah itu. Para penghuni histeris. Jhon Mambo, pemilik rumah, meski dikepung dua peleton polisi tetap tenang saja. Ia yang berprofesi pengacara tentu tahu prosedur. Katanya, "Ada apa ini?", Polisipun nyaut, "Anda mengibarkan bendera Belanda, Anda kami tangkap, Ayo ke markas" satu polisi menarik keras Jhon.
Tapi tangan kekar Jhon menampiknya. Ia tidak kalah galaknya. Katanya, "Bapak ini kurang kerjaan, apa? Saya memang mengibarkan bendera Belanda. Karena saya pendukung kesebelasan Belanda. Lihat tuh... !!!"
Jhon menunjuk kepala suku yang rumahnya berjarak 200 meter ke arah bawah. "Itu bendera Brasil berkibar...."
Polisi " Oh..Demam Piala Dunia Udah di mulai ya...."
Serius amat seh....


Alamat Email Pejabat

Ini kisah nyata. Ada seorang pejabat tinggi di suatu daerah di Indonesia sedang diwawancarai wartawan,
Wartawan : "Bapak punya email?"
Mungkin pejabat itu ga tau apa itu email terus jawabnya...
Pejabat : "Dulu ada sih. Tapi sudah saya jual..."

0 komentar:

Posting Lebih Baru Beranda